keperawanan dan keperjakaan lihat dengan mata telanjang (Ilustrasi: Shutterstock) |
Sebelum mendiskusikan hal apa saja yang bisa menjadi penanda perawan dan perjaka atau tidaknya seseorang, menurut dr Alvin Nursalim, ada baiknya untuk lebih dulu meluruskan pemahaman mengenai konsep keperawanan wanita dan keperjakaan pria.
Seperti dilansir Klikdokter.com, terdapat dua konsep yang dipahami masyarakat berkaitan dengan keperawanan perempuan, yaitu hilangnya keperawanan ditandai oleh robeknya selaput himen seoarang perempuan dan hilangnya keperawanan karena pernah melakukan hubungan intim dengan pria untuk pertama kali.
Bagaimana dengan keperjakaan pria? Keperjakaan pria lebih mengarah kepada definisi sosial dimana seorang pria belum pernah berhubungan intim dengan wanita. Apabila pada pria, tidak ada struktur fisik yang mengalami perubahan dengan hubungan seksual.
Dalam arti kata lain, pria tidak memiliki gejala atau indikator lainnya yang bisa dijadikan parameter keperjakaannya.
Hubungan antara himen dengan keperawanan
Selaput dara atau himen merupakan membran tipis yang berada di dekat muara vagina. Himen memiliki pori atau lubang bagian tengahnya sehingga darah menstruasi dapat keluar. Umumnya, banyak orang menyamakan bahwa seorang dengan himen yang rusak adalah seorang yang pernah berhubungan seksual. Hal ini adalah pemikiran yang salah.
Himen perempuan dapat robek walau tidak melakukan hubungan intim, yaitu karena kecelakaan, penggunaan tampon, atau masturbasi. Bahkan ada juga perempuan yang tidak memliki himen. Tidak semua perempuan dilahirkan dengan selaput dara.
Pada kasus seperti ini tentunya definisi perawan tidak dapat ditentukan berdasarkan ada atau tidak selaput dara. Sebaliknya ada juga keadaan dimana perempuan sudah berhubungan intim, namun himennya masih utuh, yang disebut himen yang elastis.
Jadi, apakah mungkin mengetahui secara pasti apakah seorang pria atau wanita pernah berhubungan intim dengan melihat bentuk tubuh mereka?
Dipaparkan dr Alvin, jawabannya adalah tidak. Apabila riwayat berhubungan hanya didasarkan pada ada tidaknya selaput dara, maka hal ini dapat dilakukan dengan mudah. Namun, seperti yang telah dipaparkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keutuhan selaput dara seorang wanita. Pada kasus keperjakaan pria, hal ini menjadi jauh lebih sulit untuk ditentukan.
0 comments:
Post a Comment